Secara
umum umat Islam sudah mengetahui keutamaan belajar bahasa arab, dan sangat
paham sekali bahwa dua kitab pegangan Umat Islam adalah Alqurandan Alhadis adalah berbahasa
arab. Bagaimana mungkin seorang muslim yang mengaku dirinya taat kepada
Allah Swt, namun bukti ketaatan tersebut tidak diwujudkan dengan mempelajari
bahasanya sebagai sarana memahami kitabNyadan Sunnah Rasul.
Setiap sholat lima waktu, kita semua mengucapkan bacaan ayat-ayat alquran dan
do’a.
Namun,
ironisnya kebanyakan kita belum merasa butuh untuk memahaminya, seperti
butuhnya makan dan minum. Sehingga diri merasa walaupun tidak belajarpun tidak
masalah yang penting masih tetap sholat dan mengamalkan ajaran Islam.
Allah
Swt berfirman :
“Sesungguhnya
Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.” (QS
43:3)
Ibnu
katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang
demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa
Arabadalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih
mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia
(yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu:
Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab),
melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah
kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu
tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu
Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir
Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan
kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan
Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi
dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan
mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu
memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan
berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin
memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan
dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan
perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Syaikh
Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari
bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku
berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah
sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan
yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun
yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai
pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku
mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai
pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor
(meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan
dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata
“bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa
Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah
haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka
tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi
wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan
mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena
penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara
sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).
Semoga kita diberi kelapangan oleh
Allah sehingga kita mampu mempelajari bahasa arab dan Agama Islam dengan
sempurna. Sebagai penutup pada tulisan ini saya ingin menyampaikan pesan
Rasulullah Saw : “Cintailah bahasa Arabkarena tiga hal, yaitu
bahwa saya adalah orang Arab, bahwa Al Qur’an adalahbahasa Arab, dan
bahasa penghuni surga adalah bahasa Arab” (HR. Al
Thabrani).
Bahasa
Arab memiliki posisi istimewa dalam khasanah linguistik dan wawasan pengetahuan
Indonesia. Cukup banyak kosa-kata Bahasa Arab yang menggenangi lautan kata
dalam bahasa Indonesia. Demikian pula sumber-sumber pengetahuan hasil
terjemahan yang naskah aslinya Berbahasa Arab, tidak terhitung jumlahnya.
Begitupun, masih ada persoalan mendasar yang hingga kini sangat mengganggu
dalam penerjemahan naskah bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia.
Bahasa
Arab termasuk rumpun bahasa Smit yaitu bahasa yang di pakai bangsa-bangsa
yang tinggal di sekitar sungai Tigris dan Furat, dataran Syria dan Jazirah
Arabia (Timur Tengah) seperti bahasa Finisia, Asyiria, Ibrania, Arabia,
Syuryania, dan Babilonia. Dari sekian banyak bahasa tersebut yang bertahan
sampai sekarang adalah Ibrania. Sebenarnya bahasa Arab timbul sejak beberapa
abad sebelum Islam, karena bukti peninggalan sastra bahasa Arab baru dapat
dicatat hanya mulai sejak dua abad sebelum Islam, sehingga pencatatan bahasa
Arab baru bisa dimulai saat ini.
B. PEMBAHASAN
Keutamaan
Bahasa Arab
Ada
beberapa hal yang menjadi ciri khas Bahasa Arab yang merupakan kelebihan yang
tidak ada pada bahasa lainnya, diantara lain adalah:
Ø Jumlah
abjad yang sebanyak 28 huruf dengan makharijul huruf (tempat
keluarnya huruf) yang tidak ada pada bahasa lainnya.
Ø I’rab,
yaitu sesuatu yang mewajibkan keberadaan akhir pada keadaan tertentu.
Ø Ilmu
‘Arudl (ilmu notasi si’ir) yang mana dengan ilmu ini
menjadikan syi’ir berkembang dengan perkembangan yang
sempurna.
Ø Bahasa ‘Ammiyah dan Fush-ha, ‘Amiyah dipergunakan
dalam interaksi jual beli atau komunikasi dalam situasi tidak formal sedang fush-ha adalah
bahasa sastra dan pembelajaran, bahasa resmi yang dipergunakan dalam
percetakan.
Ø Adanya
huruf “dhad” yang tidak ada pada bahasa yang lainnya.
Ø Kata
kerja dan gramatikal yang digunakan selalu berubah sesuai dengan subjek yang
berhubungan dengan kata kerja tersebut.
Ø Tidak
ada kata yang bersayakal dengan syakal yang sulit dibaca.
Ø Tidak
ada kata yang mempertemukan dua huruf mati secara langsung.
Ø Sedikit
sekali kata-kata yang terdiri dari dua huruf (al-alfadz al-tsuna’iyah)
kebanyakan tiga huhuruf, kemudian ketambahan 1,2,3 dan 4 huruf.
Ø Tidak
adanya 4 huruf yang berharakat secara terus menerus, disamping aspek-aspek lain
yang termasuk dalam ranah deep structure (al-bina’
al-dahily) baik segi metafora, fonologi, kamus.
Ø Bahasa
arab adalah bahasa yang mulia atau agung dan bahasa agama islam.
Ø Bahasa
yang memiliki keterkaitan dengan agama dan Al-Qur’an.
Ø Bahasa
yang mampu berevolusi serta pembaharuan.
Ø Bahasa
Arab adalah bahasa daerah sekaligus bahasa persatuan bangsa-bangsa Arab.
Ø Bahasa
Arab adalah bahasa sejarah dan bahasa warisan dari bangsa arab.
لغتنا لغة القرآن
BalasHapus^.^