Saudaraku...
Panjang jalan kehidupan ini bukan untuk diratapi
bukan untuk ditangisi
Sungguh! Hati ini pilu melihatmu bersedih
Sungguh! Hati ini berteriak melihatmu dengan wajah letih
maka kuberikan ini Saudaraku...
dan hentikanlah kesedihanmu
Tidak dapat dibantah lagi bahwa kesedihan adalah salah satu kondisi yang paling tragis dan paling besar -terasa- sakitnya bagi raga maupun jiwa. Apabila ia menyatu bersama kuku-kukunya yang tajam ke dalam jiwa, tidak lama kemudian ia akan merobek robeknya dan memporak-porandakannya. Maka engkau kan menjadi manusia yang kacau dan mengalami kegoncangan dalam hidup dan kehidupamu.
Dan kesedihan tadi akan mempengaruhi sebagian dan bahkan seluruh komponen kehidupan jiwa dan ragamu, hingga engkau melihat dunia dalam pandangan matamu lebih gelap dari kegelapan dan lebih sempit dari lubang jarum. Jiwamu tak ubahnya laksana tinta-tinta tebal di atas permukaan air. Ia menghitamkan setiap apa yang ia muntahkan dari dalam perutnya kepada apa pun yang dekat dengannya. Dan kesedihan akan menghitamkan kehidupanmu dengan apa saja yang ia muntahkan atas dirinya dengan kesedihan-kesedihan dan kecemasan-kecemasan. Karenaya, engkau akan melihat dirimu menyamakan antara jiwa dan raga yang sedih dengan apa yang manusia pakai dan tampakkan dengan pakaian-pakaian berkabung. Tatkala penyakit sedih tadi menjadi sebuah penyakit yang menimpa jiwamu seluruhnya.
Seorang bijak adalah orang yang mencari alternatif terapi penyembuhan yang lebih baik, dengan beragam obat dan pengobatan lainnya, setelah mengalami kesulitan dengan penyembuhan awal, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap penyakit-penyakit yang membangkang di dalam raga. Maka syarat awal agar berfungsinya obat bagi raga yang sedang ditimpa penyakit adalah membiasakan diri untuk mengkomsumsi obat yang akan menyempurnakan proses sirkulasi di dalam raga.
Wahai yang sedang bersedih...
Segala apa yang ditawarkan berupa alternatif penyembuhan kesedihan tersebut, jika engkau mau menjalaninya dengan kebiasaan yang konsisten, mengontrol cara pandang hidup,berpikir positif dan memaksimalkan kesungguhan dan ketekunan, penelitian yang berulangberulang,dan melatihnya menjadi sebuah kebiasaan, sehingga menyatu dalam jiwa. Ketika engkau memiliki kemampuan untuk melakukannya secara terus-menerus, akan lahir darimu perilaku-perilaku jasmaniah dan kejiawaan yang menakjubkan dan mencengangkan keadaan.
Perlu adanya kerelaan pada dirimu untuk berpikir dan membiasakan diri dengan ketentuan-ketentuan utama dan -membiasakan- untuk mempraktekkannya, sehingga sampai pada tujuan yang diinginkan, yaitu kebahagiaan. Segalanya akan menjadi berubah, tatkala engkau hanya membaca tanpa mau menghayatinya, melihat tanpa mau merenunginya,menghafalnya tanpa mengekspresikannya. Banyaknya menelaah, membaca dan proses yang memakan waktu lama, tidaklah memberikan faedah pada akhirnya.
Wahai yang sedang bersedih...
Ketahuilah bahwasanya raga itu terikat dengan jiwa dan begitupun sebaliknya. Penyakit yang menimpa jiwa akan memberikan pengaruh terhadap raga dan akan menjadikannya sakit,sebagaimana jiwa yang terpengaruh oleh raga yang sedang ditimpa penyakit.
Penyembuhan jiwa dari penyakit-penyakitnya haruslah dimulai dari keharusan untuk memiliki kesehatan raga, sebab kesehatan jiwa sangat tergantung padanya. Tujuan kerja keras dan upaya yang bijaksana yang akan membimbingmu mencapai kebahagiaan, yaitu dengan adanya jiwa yang sehat dan berimbas pada raga yang sehat pula.
Wahai yang sedang bersedih...
Jika engkau menginginkan kesehatan raga, haruslah dapat menjauhkan setiap keinginan dan nafsu yang berlebihan dan setiap apa saja yang akan mengakibatkan keguncangan pada pikiranmu, membiasakan dirimu untuk berolah raga -paling sedikit dua jam- setiap harinya dalam keadaan udara yang bersih dan sering menggunakan air dingin ketika mandi, menjaga dan memperhatikan pengeluaran darah yang berlebihan dari ketentuan yang diinginkan dan memperbanyak gerak tubuh.
Maka hidup adalah gerakan. Engkau dapat mengamati apa yang terjadi di dalam raga. Engkau akan dapati pada dirimu isi perut dan anggota-anggota lainnya bergerak dengan teratur.Engkau akan melihat hati menyalurkan seluruh apa yang terdapat dalam jiwa berupa darah ke wadah yang berukuran kecil dan besar bersama dua puluh delapan denyutan, paru-paru yang naik dan turun dengan gerakan yang cepat dan selainnya terdapat gerakan alat-alat uap dan juga usus yang memuai dan mengerut. Di dalam tubuh akan engkau dapatkan anggota-anggota tubuh yang berfungsi menghisap dan mengeluarkan darah dalam satu waktu. Dan pada otak terjadi dua gerakan pada setiap denyutan dari denyutan-denyutan jantung dan setiap kali menghirup untuk bernafas. Apabila gerakan badan lemah pada fisikmu sebagaimana halnya pada mereka yang hidup dengan nyaman, tidaklah sempurna keseimbangan antara kenyamanan dan gerakan-gerakan yang terdapat pada batinmu. Yang terjadi adalah kekacauan pada raga karena gerakan pada batin sangat memerlukan pertolongan dengan adanya gerakan lahir, dan gerakan pada batin membutuhkan gerakan lahir untuk meluruskan aturan, sehingga tidak terjadi kekacauan pada jiwa dan raga secara bersamaan. Kita tidak akan merasakan hidangan kehidupan dan mencapai kebahagiaan yang dipersembahkan buat kita dalam kehidupan ini, melainkan dengan aturan tersebut.
Engkau akan mendapatkan seseorang yang tenang jasadnya dan hatinya yang penuh kekerasan dan dominan dengan dendam dan kebencian. Apabila ketenangan itu berlanjut tidaklah menjamin adanya dampak yang buruk padanya dari kekacauan tersebut. Karena itu mereka menasehati siapapun menggerakkan badannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah: "Idza ghadhiba ahadukum falyatawadhaa" (Abu Daud: 4784). Dalam sebuah perkataan Aristoteles: "Maka basahkanlah dirimu dengan air dingin". Engkau akan melihat, tidaklah pohon-pohon dalam pertumbuhan dan perkembangannya bergerak dengan gerakannya yang alami, melainkan udara dan cuaca yang menimpanya sehingga ia menggoyangkan dahan-dahannya. Maka gerakan tersebut membantu lahirnya pada gerakan pertumbuhan dan perkembangan pada batinnya.
Menjaga dan memperhatikan badan dengan apa saja yang dapat memperbaikinya, dengan makanan-makanan bergizi, gerakan dan sebagainya adalah sebuah keharusan. Dan menjalaninya dengan mengikuti aturan kesehatan tertentu demi keselamatan raga dan jiwa secara bersamaan. Maka hal-hal tersebut menjadi pokok dari substansi pengobatan jiwa.
Sangat rumit mungkin Saudaraku..Tapi, semua ini untukmu, agar tak kulihat lagi pada dirimu kesedihan itu.
Dinukil dari Mukhtarat Al-Manfaluti.
Panjang jalan kehidupan ini bukan untuk diratapi
bukan untuk ditangisi
Sungguh! Hati ini pilu melihatmu bersedih
Sungguh! Hati ini berteriak melihatmu dengan wajah letih
maka kuberikan ini Saudaraku...
dan hentikanlah kesedihanmu
Tidak dapat dibantah lagi bahwa kesedihan adalah salah satu kondisi yang paling tragis dan paling besar -terasa- sakitnya bagi raga maupun jiwa. Apabila ia menyatu bersama kuku-kukunya yang tajam ke dalam jiwa, tidak lama kemudian ia akan merobek robeknya dan memporak-porandakannya. Maka engkau kan menjadi manusia yang kacau dan mengalami kegoncangan dalam hidup dan kehidupamu.
Dan kesedihan tadi akan mempengaruhi sebagian dan bahkan seluruh komponen kehidupan jiwa dan ragamu, hingga engkau melihat dunia dalam pandangan matamu lebih gelap dari kegelapan dan lebih sempit dari lubang jarum. Jiwamu tak ubahnya laksana tinta-tinta tebal di atas permukaan air. Ia menghitamkan setiap apa yang ia muntahkan dari dalam perutnya kepada apa pun yang dekat dengannya. Dan kesedihan akan menghitamkan kehidupanmu dengan apa saja yang ia muntahkan atas dirinya dengan kesedihan-kesedihan dan kecemasan-kecemasan. Karenaya, engkau akan melihat dirimu menyamakan antara jiwa dan raga yang sedih dengan apa yang manusia pakai dan tampakkan dengan pakaian-pakaian berkabung. Tatkala penyakit sedih tadi menjadi sebuah penyakit yang menimpa jiwamu seluruhnya.
Seorang bijak adalah orang yang mencari alternatif terapi penyembuhan yang lebih baik, dengan beragam obat dan pengobatan lainnya, setelah mengalami kesulitan dengan penyembuhan awal, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap penyakit-penyakit yang membangkang di dalam raga. Maka syarat awal agar berfungsinya obat bagi raga yang sedang ditimpa penyakit adalah membiasakan diri untuk mengkomsumsi obat yang akan menyempurnakan proses sirkulasi di dalam raga.
Wahai yang sedang bersedih...
Segala apa yang ditawarkan berupa alternatif penyembuhan kesedihan tersebut, jika engkau mau menjalaninya dengan kebiasaan yang konsisten, mengontrol cara pandang hidup,berpikir positif dan memaksimalkan kesungguhan dan ketekunan, penelitian yang berulangberulang,dan melatihnya menjadi sebuah kebiasaan, sehingga menyatu dalam jiwa. Ketika engkau memiliki kemampuan untuk melakukannya secara terus-menerus, akan lahir darimu perilaku-perilaku jasmaniah dan kejiawaan yang menakjubkan dan mencengangkan keadaan.
Perlu adanya kerelaan pada dirimu untuk berpikir dan membiasakan diri dengan ketentuan-ketentuan utama dan -membiasakan- untuk mempraktekkannya, sehingga sampai pada tujuan yang diinginkan, yaitu kebahagiaan. Segalanya akan menjadi berubah, tatkala engkau hanya membaca tanpa mau menghayatinya, melihat tanpa mau merenunginya,menghafalnya tanpa mengekspresikannya. Banyaknya menelaah, membaca dan proses yang memakan waktu lama, tidaklah memberikan faedah pada akhirnya.
Wahai yang sedang bersedih...
Ketahuilah bahwasanya raga itu terikat dengan jiwa dan begitupun sebaliknya. Penyakit yang menimpa jiwa akan memberikan pengaruh terhadap raga dan akan menjadikannya sakit,sebagaimana jiwa yang terpengaruh oleh raga yang sedang ditimpa penyakit.
Penyembuhan jiwa dari penyakit-penyakitnya haruslah dimulai dari keharusan untuk memiliki kesehatan raga, sebab kesehatan jiwa sangat tergantung padanya. Tujuan kerja keras dan upaya yang bijaksana yang akan membimbingmu mencapai kebahagiaan, yaitu dengan adanya jiwa yang sehat dan berimbas pada raga yang sehat pula.
Wahai yang sedang bersedih...
Jika engkau menginginkan kesehatan raga, haruslah dapat menjauhkan setiap keinginan dan nafsu yang berlebihan dan setiap apa saja yang akan mengakibatkan keguncangan pada pikiranmu, membiasakan dirimu untuk berolah raga -paling sedikit dua jam- setiap harinya dalam keadaan udara yang bersih dan sering menggunakan air dingin ketika mandi, menjaga dan memperhatikan pengeluaran darah yang berlebihan dari ketentuan yang diinginkan dan memperbanyak gerak tubuh.
Maka hidup adalah gerakan. Engkau dapat mengamati apa yang terjadi di dalam raga. Engkau akan dapati pada dirimu isi perut dan anggota-anggota lainnya bergerak dengan teratur.Engkau akan melihat hati menyalurkan seluruh apa yang terdapat dalam jiwa berupa darah ke wadah yang berukuran kecil dan besar bersama dua puluh delapan denyutan, paru-paru yang naik dan turun dengan gerakan yang cepat dan selainnya terdapat gerakan alat-alat uap dan juga usus yang memuai dan mengerut. Di dalam tubuh akan engkau dapatkan anggota-anggota tubuh yang berfungsi menghisap dan mengeluarkan darah dalam satu waktu. Dan pada otak terjadi dua gerakan pada setiap denyutan dari denyutan-denyutan jantung dan setiap kali menghirup untuk bernafas. Apabila gerakan badan lemah pada fisikmu sebagaimana halnya pada mereka yang hidup dengan nyaman, tidaklah sempurna keseimbangan antara kenyamanan dan gerakan-gerakan yang terdapat pada batinmu. Yang terjadi adalah kekacauan pada raga karena gerakan pada batin sangat memerlukan pertolongan dengan adanya gerakan lahir, dan gerakan pada batin membutuhkan gerakan lahir untuk meluruskan aturan, sehingga tidak terjadi kekacauan pada jiwa dan raga secara bersamaan. Kita tidak akan merasakan hidangan kehidupan dan mencapai kebahagiaan yang dipersembahkan buat kita dalam kehidupan ini, melainkan dengan aturan tersebut.
Engkau akan mendapatkan seseorang yang tenang jasadnya dan hatinya yang penuh kekerasan dan dominan dengan dendam dan kebencian. Apabila ketenangan itu berlanjut tidaklah menjamin adanya dampak yang buruk padanya dari kekacauan tersebut. Karena itu mereka menasehati siapapun menggerakkan badannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah: "Idza ghadhiba ahadukum falyatawadhaa" (Abu Daud: 4784). Dalam sebuah perkataan Aristoteles: "Maka basahkanlah dirimu dengan air dingin". Engkau akan melihat, tidaklah pohon-pohon dalam pertumbuhan dan perkembangannya bergerak dengan gerakannya yang alami, melainkan udara dan cuaca yang menimpanya sehingga ia menggoyangkan dahan-dahannya. Maka gerakan tersebut membantu lahirnya pada gerakan pertumbuhan dan perkembangan pada batinnya.
Menjaga dan memperhatikan badan dengan apa saja yang dapat memperbaikinya, dengan makanan-makanan bergizi, gerakan dan sebagainya adalah sebuah keharusan. Dan menjalaninya dengan mengikuti aturan kesehatan tertentu demi keselamatan raga dan jiwa secara bersamaan. Maka hal-hal tersebut menjadi pokok dari substansi pengobatan jiwa.
Sangat rumit mungkin Saudaraku..Tapi, semua ini untukmu, agar tak kulihat lagi pada dirimu kesedihan itu.
Dinukil dari Mukhtarat Al-Manfaluti.
(Dalam sebuah perkataan Aristoteles: "Maka basahkanlah dirimu dengan air dingin". Engkau akan melihat, tidaklah pohon-pohon dalam pertumbuhan dan perkembangannya bergerak dengan gerakannya yang alami, melainkan udara dan cuaca yang menimpanya sehingga ia menggoyangkan dahan-dahannya. Maka gerakan tersebut membantu lahirnya pada gerakan pertumbuhan dan perkembangan pada batinnya.)
BalasHapusMasya Allah... dengan ujian kita bisa menjadi lebih dewasa dan bijaksana. Ana juga merasakan hal yg sama, ketika sedang bersedih justru semakin gampang kita untuk bermuhasabah sehingga benar2 membantu pertumbuhan dan perkembangan batin kita.
Tidak semua musibah yg menimpa kita merupakan bentuk azab. Bahkan sebenarnya lebih sering merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada kita, agar semakin memperbaiki diri.
Masya Allah...
Allahu Rabbi... betapa sayangnya diriMu kepada kami.
Ada tujuh (golongan) yang mendapatkan naungan Allah, saat tidak ada
BalasHapusnaungan kecuali naungan-Nya: Penguasa yang adil; laki-laki yang mengingat
Allah secara menyendiri kemudian air matanya mengalir; laki-laki yang
hatinya tertambat dengan masjid saat ia keluar daripadanya sampai
ia kembali lagi; dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka
berkumpul dan berpisah karena-Nya; laki-laki yang menyembunyikan sedekahnya,
sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan oleh
tangan kanannya; pemuda yang tumbuh (dengan senantiasa) beribadah
kepada Allah serta laki-laki yang diajak oleh wanita yang berpangkat
dan jelita (tetapi) ia berkata, "Sesungguhnya aku takut kepada
Allah."