Episode pertama…
Ada kalanya kita butuh jarak,
antara letih dan amal. Kita olah dengan baik waktu antara keduanya, kembali
menemukan arti motivasi dari jiwa yang sebenarnya sejak lahir telah Allah
titipkan dalam jasad-jasad sempurna kita. Sayang, terkadang kita terlalu
memaksakan harapan dengan daya yang tak cukup untuk menujunya. Padahal, andai
kita mampu menjadi lebih cerdas maka waktu semenit pun mampu hasilkan yang
terbaik untuk kita.
Episode kedua…
Ada kalanya kita butuh dekapan,
antara usaha dan asa. Kita jadikan 2 hal ini tak terpisahkan, agar kita mampu
berpacu dengan waktu dan tak terjebak dengan rehat panjang yang terkadang kita
kambinghitamkan menjadi alasan yang kuat untuk berhenti, dan ternyata
pemberhentian kita saat itu telah menjadi penunda keberhasilan yang seharusnya
bisa kita capai lebih cepat.
Episode ketiga…
Ada kalanya jarak dan dekapan
kita sandingkan sebagai penguat jalan kita menuju apa yang kita tuju. Hingga
kita menjadi pribadi unggul yang mampu menilai waktu yang tepat untuk membuat
jarak dan kapan tiba waktu untuk mendekap. Sebagaimana episode berikutnya yang
akan kita paparkan…
Episode Cinta…
Tak ada seorang pun yang bisa
mendefinisikan cinta secara tepat, walau beribu orang telah mencobanya. Karena
ia tak berwujud nyata..walau pun bukan siluman. Bahkan orang yang tengah jatuh
cinta pun dibuat bingung untuk mengartikannya.
Itulah hebatnya cinta..yang
menjalin dua hal penting di episode pertama dan kedua. Antara jarak dan
dekapan. Dalam bercinta, terkadang kita menjadi buta..lupa akan segala
hal.seolah dunia telah berpindah hak kepemilikan…apapun nama hubungannya. Tapi
seorang pecinta sejati sangatlah faham kapan ia membuat jarak dan kapan ia
menggunakan dekapannya.
Maka cinta selalu mengajarkan
kelembutan..saat jarak antara letih dan amal diterapkan maka cinta terselip
begitu indah kedalamnya. Menemani hingga waktu kita berkata “ Cukup!” dan kita
bangkit dari kesejenakan itu dan mulai melanjutkan perjalanan menuju harapan.
Pun ketika cinta mengajarkan ketegaran…saat dekapan asa dan usaha bersanding
dipelaminan langkah, maka cinta kembali hadir meresapi ketegasan dan menjadi
motivator ulang untuk berkata “ Saya bisa!”..
Maka seperti itulah cinta
selayaknya kita hadirkan dalam hidup ini, tak menjadikan kita lemah atau malah
putus asa ditiap kerja. Cinta tak sepantasnya kita jadikan hujjah kegagalan
kita. Orang yang mencinta bukanlah orang yang diperbudak rasa, menjadikan
segala hal menjadi indah lalu menjatuhkannya di kubangan lamunan dan khayalan
abstrak lalu ketika tersadar ia sama sekali belum melakukan apa-apa.
Maka cinta tidaklah seharusnya
mengajarkan pecintanya terasingkan dari dunia selainnya. Menjadikan dirinya
orang lain bahkan menjadi individu yang berbeda. Malah cinta harusnya
menjadikan pelakonnya seorang yang hebat dan luar biasa dimana dan terhadap
siapa pun. Menjadikan ia seorang yang terlihat semangat dan berkiprah dalam
pekerjaannya.
Maka inilah
cinta…tanpa definisi!
(270612..pelupuk
harap berselaput derap..baruga city)
cinta..tak harus dijelaskan panjang lebar.
BalasHapus:)
salam kenal ya..
suka dengan bahasanya..^_^
BalasHapus