“لا تحتقر من دونك فكل شيء مزية”
“ Janganlah
engkau mencela orang lain yang berada di bawahmu. Sebab setiap orang
memiliki kelebihan.” (Pepatah Arab)
Saudara/i ku yang dirahmati Allah..
Cukuplah pepatah diatas mengingatkan kita untuk tidak
meringankan lisan dalam mencela sesama manusia, apapun permasalahannya
Si kaya mencela si miskin. Kenapa? Karena baju yang
dipakainya tak sama indah? Tak sama modis dan tak sama harga? Lalu apakah si
kaya tak memikirkan bahwa si miskin pun tak menginginkan mengenakan pakaina
yang jelek dan kumal, hanya karena ia tak cukup duit untuk membeli sebagus
pakaian si kaya. Lalu apakah si kaya tak menyadari bahwa harta yang dimilikinya
adalah ketetapan Allah yang ditaqdirkan atas mereka, bukan hanya karena usaha
kerja keras atau faktor warisan yang banyak dari nenek moyang. Lihat saja!
Ratusan pekerja yang sama bekerja dari pagi hingga malam di kantor yang sama,
namun hanya 1 orang saja direktur yang menduduki kursi bos. Karena campur
tangan Allah memilih dan menguji tiap hamba-Nya.
Si cantik mencela si buruk rupa. Kenapa? Karena wajah yang
dimilikinya tak sama indah? Tak sama dipuji dan di elukan orang banyak? Lalu,
apakah si cantik mengira si buruk rupa menginginkan wajahnya demikian? Tentu ia
pun tak menginginkannya. Pernahkan si cantik menyadari kalau celaannya membuat
sakit hati si buruk rupa? Dan pernahkan si cantik berfikir bisa jadi esok lusa
keadaan terbalik. Bukankan kecantikan milik Allah? Hingga bisa saja Allah
merubahnya kapan saja. Si cantik menjadi buruk rupa dan sebaliknya.
Mencela. Pekerjaan yang paling sering kita lakukan. Sengaja
atau tidak. Ingin atau tidak. Dan pekerjaan mencela ini terlahir dari rasa diri
yang lebih dari orang lain.
Bagaimana jika berkaitan dengan dosa yang dilakukan
seseorang, pantaskah kita mencelanya? Teringat sabda Rasulullah :”
Bangsiapa mencela seseorang dikarenakan dosa yang dilakukannya,
niscaya dia tidak akan mati hingga dia melakukan dosa serupa”( Diriwayatkan
oleh tirmidzi dan dihasankan adapun sanadnya terputus)
Bukan berarti melarang kita memperingatkan seorang yang
berbuat dosa. Bedakan memperingatkan dengan mencela. Karena mencela lahir dari
hati seorang yang merasa suci dan ma’shum (waliyyadzubillah). Hingga celaannya
seolah mengabarkan pada kita kalau dirinya tak mungkin terjerumus pada dosa
yang sama. Padahal..hanya malaikat sajalah yang tak akan berbuat dosa. Selama
hayat masih dikandung badan maka syaithan takkan berputus medan godaan.
Alkisah, seorang wanita yang dirajam karena berbuat maksiat
dan darahnya mengotori baju seorang didekatnya, lalu si fulan ini mencercanya
dengan penuh rasa jijik. Lalu Rasulullah menegurnya dan mengatakan bahwa wanita
tersebut telah diampuni.
Maka, saudara/i ku..bukan untuk membela para pendosa, hanya
saja marilah kita meneladani kesopanan dan kebijakan Rasulullah ketika
menghadapi seorang yang berdosa. Alangkah lembut dan mulianya Beliau
…Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu, siapakah kita yang mencela dan serta
merta menghukumi saudara/i kita tanpa mengenal belas kasih. Bukankah ketika
kita diposisi mereka maka tak ada yang kita harapkan kecuali perlakuan yang
baik dari orang sekitar. Bukankah demikian?! (uf)
Posting Komentar
Silahkan beri komentar...atau langsung di Buku Tamu...Tentu kami mengharap komentar yang Anda kirim adalah komentar yang menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, jangan lupa cantumkan identitas Anda dan tidak menggunakan Anonim. syukran
youtube downloader