Khusus! Untuk Yang Hobi Mencela

0 komentar
 “لا تحتقر من دونك فكل شيء مزية
              “ Janganlah engkau mencela orang lain yang berada di bawahmu. Sebab setiap orang memiliki kelebihan.” (Pepatah Arab) 

Saudara/i ku yang dirahmati Allah..
Cukuplah pepatah diatas mengingatkan kita untuk tidak meringankan lisan dalam mencela sesama manusia, apapun permasalahannya


Si kaya mencela si miskin. Kenapa? Karena baju yang dipakainya tak sama indah? Tak sama modis dan tak sama harga? Lalu apakah si kaya tak memikirkan bahwa si miskin pun tak menginginkan mengenakan pakaina yang jelek dan kumal, hanya karena ia tak cukup duit untuk membeli sebagus pakaian si kaya. Lalu apakah si kaya tak menyadari bahwa harta yang dimilikinya adalah ketetapan Allah yang ditaqdirkan atas mereka, bukan hanya karena usaha kerja keras atau faktor warisan yang banyak dari nenek moyang. Lihat saja! Ratusan pekerja yang sama bekerja dari pagi hingga malam di kantor yang sama, namun hanya 1 orang saja direktur yang menduduki kursi bos. Karena campur tangan Allah memilih dan menguji tiap hamba-Nya.

Si cantik mencela si buruk rupa. Kenapa? Karena wajah yang dimilikinya tak sama indah? Tak sama dipuji dan di elukan orang banyak? Lalu, apakah si cantik mengira si buruk rupa menginginkan wajahnya demikian? Tentu ia pun tak menginginkannya. Pernahkan si cantik menyadari kalau celaannya membuat sakit hati si buruk rupa? Dan pernahkan si cantik berfikir bisa jadi esok lusa keadaan terbalik. Bukankan kecantikan milik Allah? Hingga bisa saja Allah merubahnya kapan saja. Si cantik menjadi buruk rupa dan sebaliknya.

Mencela. Pekerjaan yang paling sering kita lakukan. Sengaja atau tidak. Ingin atau tidak. Dan pekerjaan mencela ini terlahir dari rasa diri yang lebih dari orang lain.

Bagaimana jika berkaitan dengan dosa yang dilakukan seseorang, pantaskah kita mencelanya? Teringat sabda Rasulullah :” Bangsiapa mencela seseorang dikarenakan dosa yang dilakukannya, niscaya dia tidak akan mati hingga dia melakukan dosa serupa”( Diriwayatkan oleh tirmidzi dan dihasankan adapun sanadnya terputus)

Bukan berarti melarang kita memperingatkan seorang yang berbuat dosa. Bedakan memperingatkan dengan mencela. Karena mencela lahir dari hati seorang yang merasa suci dan ma’shum (waliyyadzubillah). Hingga celaannya seolah mengabarkan pada kita kalau dirinya tak mungkin terjerumus pada dosa yang sama. Padahal..hanya malaikat sajalah yang tak akan berbuat dosa. Selama hayat masih dikandung badan maka syaithan takkan berputus medan godaan.

Alkisah, seorang wanita yang dirajam karena berbuat maksiat dan darahnya mengotori baju seorang didekatnya, lalu si fulan ini mencercanya dengan penuh rasa jijik. Lalu Rasulullah menegurnya dan mengatakan bahwa wanita tersebut telah diampuni.

Maka, saudara/i ku..bukan untuk membela para pendosa, hanya saja marilah kita meneladani kesopanan dan kebijakan Rasulullah ketika menghadapi seorang yang berdosa. Alangkah lembut dan mulianya Beliau …Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu, siapakah kita yang mencela dan serta merta menghukumi saudara/i kita tanpa mengenal belas kasih. Bukankah ketika kita diposisi mereka maka tak ada yang kita harapkan kecuali perlakuan yang baik dari orang sekitar. Bukankah demikian?! (uf)




Posting Komentar

Silahkan beri komentar...atau langsung di Buku Tamu...Tentu kami mengharap komentar yang Anda kirim adalah komentar yang menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, jangan lupa cantumkan identitas Anda dan tidak menggunakan Anonim. syukran























youtube downloader