62% ABG tidak gadis lagi

2 komentar

Sungguh mencengangkan sekaligus memprihatinkan bahwa hasil survei Komisi Nasional Perlindungan Anak 2008 yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia, bahwa sekitar 62.7% pelajar SMP dan SMA di Indonesia sudah tidak perawan lagi.
Kondisi hasil survei ini,mencerminkan lemahnya penerapan ajaran agama dan pengawasan orang tua zaman era modern ini.

Hasil survei mengenai keperawanan anak mungkin tidak terlalu mengagetkan mengingat ada begitu banyak peluang seperti situs porno yang bisa diakses anak-anak di warnet, belum lagi ada CD-CD dan foto-foto porno dan sebagainnya yang kesemuannya dapat membuat anak tergoda hanya dengan sedikit rayuan cowoqnya.

Kasus seks bebas di kalangan remaja kini telah menjadi permasalahan serius masyarakat kita.
Berbagai pemicu dan peluang yang ada memungkinkan anak mencoba-coba seks.
Menurut Seto Mulyadi yang menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak " Komnas sangat prihatin dengan semakin maraknya video-video mesum,kasus kekerasan dan aborsi yang melibatkan anak remaja usia sekolah terutama SLTP dan SMU ".
Beranjak dari keprihatinan itulah,tahun 2007 lembagannya membentuk tim survei tentang seks bebas dikalangan remaja,terutama SLTP dan SMU.

Yang sangat memprihatinkan dari survei ialah para siswi yang mengaku sudah tidak perawan lagi ini,mengaku tidak merasa bersalah atau malu dengan apa yang telah diperbuatnya.
Mereka menganggap melakukan seks sebagai hal yang biasa.
" Tentunya ini sebuah peringatan yang harus kita waspadai * ujar Aris Merdeka Sekretaris Jenderal Komnas PA.
" celakanya remaja yang melakukan seks bebas ternyata terinspirasi atau mencontoh dari gambar atau video mesum yang dilihatnya dari DVD/VCD,televisi dan internet, dan kebanyakan dari mereka memperoleh dari teman sebaya,bisa teman sekolah atau teman bermain " imbuhnya.

Maraknya seks bebas merupakan dampak negatif era globalisasi dimana kecanggihan tekhnologi dan media massa justru menjadi peluang bagi berkembangnya video-video atau gambar-gambar berbau porno.
Sementara.para remaja yang sedang mengalami masa pencarian jatidiri dan rasa keingintahuan yang begitu besar mudah terpengaruh oleh berbagai informasi tersebut.
Celakanya,remaja cenderung lebih merasa nyaman bila berbagi cerita dan mendengarkan pendapat teman-teman sebayanya.
Menurut Dr.Yufiarti M.Psi pengamat pendidikan dari Universitas Negeri jakarta, disinilah tantangan orangtua dan pendidik untuk bersikap pro aktif menjaga kedekatan dan kualitas komunikasi dengan mereka.
Dengan cara tersebut diharapkan pergaulan diluar rumah dan sekolah tetap dapat dipantau dan diarahkan dengan baik.
" Bila pengaruh negatif itu diterima secara terus menerus sementara anak tidak dibentengi dengan fondasi agama yang kuat,yang terjadi anak akan sangat mudah terjerumus dalam pergaulan negatif " paparnya.

Masalah seks bebas tidak cukup hanya ditangani sekolah,tapi juga orang tua,tokoh agama dan elemen masyarakat lainnya.
Sangat penting menerapkan pola didik seimbang antara kecerdasan Intelektual ( IQ ),emosional ( EQ ) dan Spiritual ( SQ ).
Orang tua sebaiknya berperan sebagai mulut pertama untuk memberitahukan apa saja yang dibutuhkan dan ingin diketahui anak-anak,dengan begitu mereka tak mencarinya diluar dan mendapatkan hal-hal yang tak bertanggung jawab.
Pentingnya kerja sama masyarakat untuk mengawasi perkembangan pergaulan dikalangan remaja.
Bila semua pihak sadar dan mau peduli akan masalah ini,angka seks bebas dikalangan remaja diharapkan dapat diminimalisasi.

Pendidikan seks di Indonesia hingga kini masih menimbulkan pro-kontra di masyarakat.
Ini terjadi karena anggapan bahwa membicarakan seks itu hal yang tabu.
Bahkan ada yang beranggapan pendidikan seks justru akan mendorong remaja untuk berhubungan seks.
" Sebagian besar masyarakat " kata Henni Norita psikolog " memang masih stereotip dengan pendidikan seks seolah sebagai suatu hal yang vulgar, bila kita berbicara mengenai seks,maka yang tebersit dalam benak sebagian besar orang adalah hubungan seks,padahal artinya kan jenis kelamin yang membedakan wanita dan pria secara biologis "

Seksualitas itu sendiri menyangkut beberapa hal antara lain,dimensi biologis yang berkaitan dengan organ reproduksi,cara merawat kebersihan dan kesehatan,dan dimensi psikologis,seksualitas berkaitan dengan identitas peran jenis,perasaan terhadap seksualitas dan bagaimana menjalankan fungsinya sebagai makhluk seksual,dimensi sosial,berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia,serta bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pandangan dan pilihan perilaku seks,dimensi kultural,menunjukkan bahwa perilaku seks merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.

Ada dua faktor mengapa pendidikan seks sangat penting bagi remaja.
Pertama : remaja yang belum paham merasa tak punya tanggung jawab untuk menjaga kesehatan anatomi reproduksinya.
Kedua : ketidakpahaman tersebut justru menimbulkan banyak hal negatif seperti tingginya hubungan seks diluar nikah,kehamilan tidak diinginkan,penularan virus ( HIV misalnya ) dan sebagainya.
" semua dampak tersebut mengancam masa depan remaja,kehamilan tidak diinginkan misalnya,memaksa anak berhenti,dan mereka terpaksa menikah di usia yang belum matang,dan mereka akan mengalami tekanan psikologis,ekonomi yang mempengaruhi lingkungannya " beber Henni.

Tak hanya itu,aktivitas seks pada usia dini,melahirkan usia dibawah 20thn dan aborsi tidak aman juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan reproduksi yang mengancam keselematan jiwa remaja putri.
Belum lagi ancaman infeksi penyakit menular seksual membuat remaja tidak bisa leluasa menjalani kehidupan dan melakukan lebih banyak hal bagi dirinya sendiri,serta orang2 sekitarnya.
Untuk meminimalisasi resiko tersebut,mereka harus mendapatkan pendidikan seks secara utuh.
Tidak sekedar mengenai organ tubuh reproduksi,banyak hal yang harus dipelajari remaja anatara lain,ekonomi,sosial dan budaya.

" Kenyataan menunjukkan tak banyak remaja yang berani cerita tentang kencan pertamanya ke pada orang tuanya.
kalau ditanya darimana mereka tau tentang sex,love dan dating,kebanyakan akan menjawab dari teman.
Cerita dari teman biasanya kan lebih banyak yang seru dan heboh, nah inilah yang membuat para remaja jadi penasaran,lalu ingin melakukannya juga " jelas Henni.

Tampaknya tidak hanya remaja yang membutuhkan pendidikan seks dan seluk beluk gaya hidup masa kini,tapi orang tua juga perlu ikut terjun mempelajarinya,dan menyelami dunia pergaulan masa kini,karena dengan itu akan terjalin komunikasi terbuka anatara orang tua dan anak.Sumber


2 komentar:

  1. karena jaman sekarang bnyak yang tidak mengenal norma norma agama,,,dan banyak orang tua yang tidak memberikan dasar2 ilmu agama

    BalasHapus
  2. masih gadis tapi ydah ga perawan lagi.....

    BalasHapus

Silahkan beri komentar...atau langsung di Buku Tamu...Tentu kami mengharap komentar yang Anda kirim adalah komentar yang menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, jangan lupa cantumkan identitas Anda dan tidak menggunakan Anonim. syukran























youtube downloader