Alkisah Seorang pemuda yang setiap harinya mengantar
keponakannya ke sekolah yang masih SD, akhirnya berkenalan dengan seorang muslimah guru dari keponakannya.
Pada satu ke sempatan, pemuda tersebut mungutarakan isi
hatinya, jikalau kalau ia ingin guru tersebut menjadi istrinya. Dengan singkat guru
tersebut menjawab, “ silahkan ke rumahku dan temui orang tuaku”.
Akhirnya mereka berdua menikah.. Pemuda tersebut bahagia karena mendapatkan istri yang solehah dan memiliki ilmu agama yang baik bahkan melebihi pemahaman dirinya.
Setahun setelah menikah, mereka berdua dikaruniai seorang bayi kembar yang lucu. Kebahagiaannya pun bertambah. Dan sang suami ingin jika istrinya tidak mengajar lagi, di TK tempat dia mengajar, karena suaminya ingin jika istrinya fokus mengurus buah hati mereka,
apatah lagi mereka kembar dan tidak memiliki pembantu.
Seiring berjalannya waktu suaminya merasa kalau istrinya sudah tidak perhatiaan lagi dengannya, setiap pulang kerja istrinya jarang menyiapkan sarapan untuknya.
Suaminya pun sering marah. Jika sang suami marah, dan meluapkan segala amarahnya kepada sang istri. Sang istri hanya bisa menangis dan memohon maaf, serta mengungkapkan bahwa ia terlalu sibuk mengurusi si kembar.
Singkat cerita, hal tersebut berlangsung beberapa lama, hingga akhirnya. Terjadi pertengkaran hebat. Saat itu sang suami baru pulang dari kantor. Ia mendapati sang istri sibuk mengurusi si kembar. Karena lelah dan lapar, bukan rasa ibah yang muncul di hati sang suami. Melainkan rasa kesal dan amarah serta anggapan sang istri tidak becus mengurus si kembar.
Bahkan sang suami malah menghina sang istri dengan cemohan yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang suami.
Sambil menangis dan memohon maaf sang istripun mengutarakan perasaannya.
“Maaf mas jika
kata-kataku dapat menyinggung perasaanmu. Mas merasa hanya mas saja yang capek,
aku juga capek mas. Setiap hari aku lebih dulu terjaga darimu karena mengurus
si kembar, menyiapkan
makanan untukmu dan si kembar, jika si kembar telah tertidur akupun membersihkan rumah,dan mencuci pakaianmu. Aku ini manusia mas bukan robot.”
“Aku capek mas, mengurus dirikupun aku sudah tidak bisa, karena aku terlalu sibuk mengurus kalian. Bahkan aku sakit pun kamu tidak tahu , aku ini istrimu mas bukan pembantumu. Jika nanti terjadi sesuatu denganku, aku titip anakku dan apabila ada seorang wanita yang kamu
sukai yang lebih bisa mengurus rumah tangga maka nikahilah”.
Setelah sang istri mengutarakan ungkapan hatinya, ia kemudian terjatuh, badannya bergetar dan mulutnya mengeluarkan busa, dan diam.
makanan untukmu dan si kembar, jika si kembar telah tertidur akupun membersihkan rumah,dan mencuci pakaianmu. Aku ini manusia mas bukan robot.”
“Aku capek mas, mengurus dirikupun aku sudah tidak bisa, karena aku terlalu sibuk mengurus kalian. Bahkan aku sakit pun kamu tidak tahu , aku ini istrimu mas bukan pembantumu. Jika nanti terjadi sesuatu denganku, aku titip anakku dan apabila ada seorang wanita yang kamu
sukai yang lebih bisa mengurus rumah tangga maka nikahilah”.
Setelah sang istri mengutarakan ungkapan hatinya, ia kemudian terjatuh, badannya bergetar dan mulutnya mengeluarkan busa, dan diam.
Sang suami histeris dan berteriak, hingga para tetangga berdatangan.
Namun..
Ternyata dalam perjalanan ke rumah sakit, sang istri telah wafat, nadinya berhenti berdetak. Dan sang suami histeris bukan kepalang.. Diapun kini telah menyesal, karena akibat ke egoisannya istrinya telah pergi untuk selamanya. Kini sang suami seorang diri menjaga anaknya
yang kembar.
WAHAI PARA SUAMI...SAYANGILAH ISTRI-ISTRIMU YG TELAH BERSUSAH PAYAH MERAWAT ANAK2 KITA...SAYANGILAH DIA DNG MMBANTUNYA MENCARIKAN TEMAN AGAR ISTRI KITA TDK TERBEBANI MENJAGA ANAK2 KITA..ALLAHUAKBAR
BalasHapus