Maha besar Allah Azza wa Jalla yang telah
menciptakan langit dan bumibeserta isinya, begitupun dengan hati setiap
hamba-hamba-Nya, sehingga mudah membolak-balikkannya. Pada saat seperti ini,
dukungan keluarga dan orang-orang terdekat lainnya sangatlah penting agar mudah
menapaki jalan yang berliku ini.
Berikut ini adalah sepenggal cerita yang
diangkat dari sebuah kisah nyata.
Mendapat hidayah dari Allah menjadi laki-laki
sholeh dengan istri yang sholehah serta anak yang patuh, terlebih lagi ia kini sudah
memiliki usaha sendiri, itu merupakan kesyukuran besar bagi keluarga Hamidah.
Dan kehidupan keluarganya begitu bahagia, sholat berjama’ah, mengkaji al-qur’an
dan kitab-kitab lainnya bersama, serta mengisi ta’lim-ta’lim seakan menjadi
kegiatan rutin bagi keluarga mereka.
Sampai kehadiran anak keduanya, di sinilah
masalah demi masalah terjadi, terlebih lagi pertemuan dengan teman lamanya yang
membawa pengaruh buruk baginya. Kehadiran temannya itu bak jelmaan setan yang
merubah dirinya, yang dulu menghabiskan waktu di ta’lim, kini ia habiskan
waktunya di warnet. Kegiatan ini terus ia lakukan dan semakin berani hingga menyelusuri
bioskop dan film cabul, dan lebih parahnya lagi penampilan ustadz yang dulu
melekang padanya ia hilangkan, jangankan sholat sunnah, sholat wajib pun ia
lalaikan.
Sifat lemah-lembut itu kian berubah, ia selalu
marah dan terkadang tamparan tangannya melayang di pipi sang istri. Ketika
ditanya tentang kepulangannya yang selalu larut, ia berdalih sibuk mencari nafkah
dan menghadiri beberapa ta’lim. Sebenarnya sang istri tahu kemana ia selama ini
hingga dia dan anaknya harus menahan lapar karena suaminya tidak pernah
menyisahkan nafkah sebelum ia pergi.
Puncak dari kebohongannya ketika ia diajak
oleh temannya tuk merayakan keberhasilan usaha haram sang teman tersebut. Larut
malam baru ia pulang ke rumah dengan membawa makanan dan mainan untuk anaknya,
tapi takdir Allah berkata lain, dia tidak lagi mendapati anaknya dalam keadaan
bernyawa, karena sang anak telah menghadap pada Sang pemilik Ruh tuk
selama-lamanya, setelah sebelumnya suhu tubuh anaknya tinggi karena beberapa
hari tidak makan. Apalah daya dirinya, tiada kuasa tuk mengembalikan semuanya,
sekarang tinggal penyesalan yang tergambar di wajahnya.
Beberapa hari setelah anak keduanya meninggal,
ia berniat ke pesantren tuk menemui anak pertamanya ditemani oleh temannya.
Namun, di tengah perjalanan motor yang mereka kendarai menabrak truk, untungnya
ia masih bisa selamat sedangakan temannya sedang menghadapi sakaratul maut. Ia
berusaha membantu temannya mengucapkan syahadatain, namun sungguh memiriskan
hati, karena di nafas terakhirnya kata yang keluar dari mulutnya hanyalah wins,
wins, n wins secara berulang seperti yang biasa diucapkan saat memenangkan game
di warnet.
Dengan luka di kepalanya, ia tetap melanjutkan perjalanan menuju
pesantren. Sesampainya di sana, ia dapati anaknya di mesjid sedang membaca
al-qur’an, dan entah kenapa ia merasa damai, hatinya tenang, dan ia langsung
memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang dan linangan air mata, seraya
mengucap puji syukur atas kesempatan hidup yang masih diberikan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala untuk bertaubat atas kekhilafannya selama ini.
Sumber : MADAH
Posting Komentar
Silahkan beri komentar...atau langsung di Buku Tamu...Tentu kami mengharap komentar yang Anda kirim adalah komentar yang menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, jangan lupa cantumkan identitas Anda dan tidak menggunakan Anonim. syukran
youtube downloader