Sesungguhnya kisah dalam perjalanan hidup Saya sangat
banyak. Baik itu suka atau duka.Tetapi Saya memilih kisah yang satu ini karena
kisah ini terjadi pada hari-hari yang istimewa dan terjadi ditempat yang
istimewa.
Kisah ini terjadi
pada hari-hari yang mulia pada bulan yang mulia yakni hari-hari terakhir bulan
ramadhan (hari-hari lailatul qadhar) dan kisah ini terjadi ditempat yang mulia
yakni dimesjid haram.
Adalah hanya karena rahmat Allah Azza Wajja kemudian atas
jasa orang-tua kami dan suami yang menjadi perantara saya bisa menginjakkan kaki ditempat tersebut dua
kali. Kali yang pertama karena keutamaan ayah dan kali yang kedua karena
keutamaan suami, keduanya orang-orang dekat kami dan orang-yang berjasa
terhadap kami,jazaahumallahu khairan jazaa.
Kali pertama Saya ketanah suci sering mendengar orang-orang
berkata bahwa apa yang kita kerjakan dari suatu dosa atau
kemaksiaatan atau amalan-amalan kebaikan bila ditanah haram akan
langsung mendapat balasan. Kata-kata tersebut membuat Saya selalu penasaran
tetapi selama disana Saya tidak punya pangalaman khusus tentang hal ini kecuali
pengalaman-pengalaman kecil.
Tetapi kali kedua Saya ketanah suci akhirnya merasakannya.
Kala itu kami diberi kesempatan untuk
beri’tikaf di mesjidil haram dimana kami berada dimesjid mulai jam 9 pagi dan
mabit dimesjid sampai besok paginya lagi. Kami hanya pulang ke hotel waktu pagi
jam 7 untuk mandi dan mencuci pakaian karena kedua hal tersebut sulit kami
kerjakan di kamar mandi mesjid.
Tidak seperti sebagian besar jama’ah trevel yang lain yang
tidak mabit di mesjid, Karena kami mabit di mesjid maka kami selalu berbuka
puasa dan bersahur dengan apa adanya, biasanya kami hanya berbuka dengan kurma
yang dibagi-bagikan oleh pihak mesjid haram dengan sebotol air zam-zam,kalau
beruntung kami dapat roti arab yang tidak terlalu kami suka.
Karena begitu banyaknya jama’ah dan antrian dimana-mana
membuat kami sulit bergerak baik untuk ke kamar mandi apalagi
sekedar membeli makanan/nasi bahkan untuk kembali ke hotel untuk menikmati
makanan hotel, kami berfikir seribu kali kecuali bila kami mau kehilangan shof
di mesjid.
Alhasil kami harus rela menahan semua keinginan untuk makan
ini dan itu disamping harga-harga yang tinggi dan antrian tadi apalagi jadwal
pulang kami kehotel pada pagi hari disaat kami lagi shaum.Kami memilih pulang
kehotel pagi hari karena pada pagi hari sampai dhuhur adalah waktu tidur bagi
sebagian besar orang-orang arab sehingga sewaktu kami kembali kemesjid lagi
setelah mengerjakan beberapa hajatan amali’ mesjid masih kosong karena
orang-orang masih tidur.
Seperti hari itu disaat cuaca yang sangat panas kurang lebih
55c dimana siangnya lebih panjang dari malamnya membuat kerongkongan kami
selalu sangat kering.Air es adalah hal yang diidam-idamkan ,kemudian
minuman-minuman sejenis pepsi .Beberapa hari menjadi hal yang Saya
idam-idamkan tetapi karena antrian ditoko-toko dan harga yang mahal
tadi membuat Saya memendam saja keinginan tersebut.
Hingga suatu hari waktu kami kembali
kehotel untuk mandi dan mencuci ternyata trevel kami mengadakan
pengajian membahas persiapan-persiapan menjelang ied fitri, pengajian
tersebut berlangsung diruang makan hotel yang jarang Saya injak. Selesai
pengajian Saya melihat 2 kaleng pepsi dengan senangnya Saya berkata
dalam hati alhamdulillah akhirnya bisa menikmati minuman tersebut pada saat
buka puasa, maka langsung saja Saya mngantongi 2 kaleng pepsi tersebut , kemudian
kembali ke mesjid.
Beberapa lama kemudian Saya mulai berpikir-pikir tentang kejadian
2 kaleng pepsi tersebut kenapa Saya langsung mengambil minuman tersebut tanpa
mengecek apakah memang milik travel untuk jama’ah trevel atau miliknya orang? karena
biasanya fasilitas trevel biasanya tersedia secara prasmanan di atas meja dan
minuman yang ada biasanya teh,susu,kopi dan ashir burtuqol .
Kemudian Saya berpikir dan berpikir boleh jadi ini milik
orang yang ketinggalan ,tapi bagaimana? kalau Saya kembalikan kapan lagi ada
waktu untuk menikmatinya? kalau Saya kembalikan,boleh jadi pemiliknya tidak
mengharapkannya lagi atau sudah melupakannya . Tapi langsung Saya tersadar
bahwa ini adalah syubhat dan kejadian ini berlangsung dihari-hari haram dan
ditempat haram dimana perbuatan baik dan buruk akan diganjari berlipat ganda.
Seketika itu pula Saya mengirimkan sms kepada suami Saya
yang kala itu termasuk salah seorang yang diamanahi sebagai pembimbing ditravel
kami boleh jadi beliau tau dan memberikan jalan keluar. Ternyata beliau juga
menegaskan bahwa barang tersebut tidak jelas siapa pemiliknya dan menyarankan
untuk menyimpan untuk dikembalikan nanti dan mendoakan agar sabar dan berjanji
akan membelikan bila ada waktu dan kesempatan.
Sayapun menerimanya dengan lapang dada karena Allah, walaupun
sempat sedih karena apa yang Saya impikan yang hampir akan terjadi akhirnya
tidak terjadi. Qaddarallahu wa Masya Allah fa’al hanya itu yang terucap
dilisan.
Menjelang ifthor,seseorang menepuk pundakku ternyata seorang
wanita tua berkewarganegaraan Mesir dan yang menakjubkan dan mengherankan bagi Saya
,ditangan beliau segelas pepsi dingin yang siap diberikan ke Saya. Subhanallah,sesuatu
hal yang barusan tadi Saya bersedih karenanya akhirnya Saya mendapatkannya
dengan perasaan haru.
Bukan karena harga segelas pepsi tersebut yang tentu bagi
sebagian orang tidak ada arti dan nilainya tetapi Saya yakin ini adalah karunia
dari Allah dan Saya merasa semakin dekat dengan Allah atas teguran yang
langsung tersebut, apalagi sejak hadiah pepsi itu Saya menjadi akrab dengan
mishriyyah itu untuk mengisi waktu bersama dengan memuroja’ah hapalan yang
darinya Saya kagum dengan beliau, diusianya yang tidak muda lagi (jazahallahu
khairan wa hafidzahallahu) mampu memurajaah beberapa juz dari al quran yang
kata beliau tidak ada waktu untuk memuraja’ah dan tidak ada teman untuk
memuroja’ah.
Kemudian kami saling mendoakan semoga kami masih diberikan
kesempatan bertemu di dunia dan kalau tidak,semoga kami dapat dipertemukan
ditempat yang tinggi(jannatul a’la) dan semoga kami dimasukkan dalam salah satu
golongan dari 7 golongan yang diberikan naungan pada hari tidak ada naungan
selain naunganNya karena kami bertemu cinta-mencintai karenaNya,amiiin.
Demikianlah kisah yang singkat ini dan bercerita hanya
tentang segelas pepsi tapi Saya melihatnya istimewa karena hal tersebut terjadi
ditempat dan waktu yang istimewa
.Semoga Allah membalas semuanya dengan kebaikan didunia dan
diakhirat dan memberikan kepada kami lagi kesempatan ketanah haramNya
dihari-hari yang mulia.Amiin Ya Mujiib Adda’waat
kisah penuh makna dengan segelas pepsi.. teringat seseorang yang pertama mengenalkanku pertama kali dengan "pepsi b..."
BalasHapus