Kejadian Mengharukan di Masjidil Haram

1 komentar
Sesungguhnya kisah dalam perjalanan hidup Saya sangat banyak. Baik itu suka atau duka.Tetapi Saya memilih kisah yang satu ini karena kisah ini terjadi pada hari-hari yang istimewa dan terjadi ditempat yang istimewa.

 Kisah ini terjadi pada hari-hari yang mulia pada bulan yang mulia yakni hari-hari terakhir bulan ramadhan (hari-hari lailatul qadhar) dan kisah ini terjadi ditempat yang mulia yakni dimesjid haram.



Adalah hanya karena rahmat Allah Azza Wajja kemudian atas jasa orang-tua kami dan suami yang menjadi perantara saya  bisa menginjakkan kaki ditempat tersebut dua kali. Kali yang pertama karena keutamaan ayah dan kali yang kedua karena keutamaan suami, keduanya orang-orang dekat kami dan orang-yang berjasa terhadap kami,jazaahumallahu khairan jazaa.

Kali pertama Saya ketanah suci sering mendengar  orang-orang berkata bahwa apa yang kita kerjakan  dari suatu dosa atau kemaksiaatan atau amalan-amalan kebaikan  bila ditanah haram akan langsung mendapat balasan. Kata-kata tersebut membuat Saya selalu penasaran tetapi selama disana Saya tidak punya pangalaman khusus tentang hal ini kecuali pengalaman-pengalaman kecil.

Tetapi kali kedua Saya ketanah suci akhirnya merasakannya. Kala itu  kami diberi kesempatan untuk beri’tikaf di mesjidil haram dimana kami berada dimesjid mulai jam 9 pagi dan mabit dimesjid sampai besok paginya lagi. Kami hanya pulang ke hotel waktu pagi jam 7 untuk mandi dan mencuci pakaian karena kedua hal tersebut sulit kami kerjakan di kamar mandi mesjid.

Tidak seperti sebagian besar jama’ah trevel yang lain yang tidak mabit di mesjid, Karena kami mabit di mesjid maka kami selalu berbuka puasa dan bersahur dengan apa adanya, biasanya kami hanya berbuka dengan kurma yang dibagi-bagikan oleh pihak mesjid haram dengan sebotol air zam-zam,kalau beruntung kami dapat roti arab yang tidak terlalu kami suka.  

Karena begitu banyaknya jama’ah dan antrian dimana-mana membuat kami  sulit bergerak baik untuk ke kamar mandi apalagi sekedar membeli makanan/nasi bahkan untuk kembali ke hotel untuk menikmati makanan hotel, kami berfikir seribu kali kecuali bila kami mau kehilangan shof di mesjid.

Alhasil kami harus rela menahan semua keinginan untuk makan ini dan itu disamping harga-harga yang tinggi dan antrian tadi apalagi jadwal pulang kami kehotel pada pagi hari disaat kami lagi shaum.Kami memilih pulang kehotel pagi hari karena pada pagi hari sampai dhuhur adalah waktu tidur bagi sebagian besar orang-orang arab sehingga sewaktu kami kembali kemesjid lagi setelah mengerjakan beberapa hajatan amali’ mesjid masih kosong karena orang-orang masih tidur.

Seperti hari itu disaat cuaca yang sangat panas kurang lebih 55c dimana siangnya lebih panjang dari malamnya membuat kerongkongan kami selalu sangat kering.Air  es adalah hal yang diidam-idamkan ,kemudian minuman-minuman sejenis pepsi .Beberapa hari menjadi hal yang Saya idam-idamkan  tetapi karena antrian ditoko-toko dan harga yang mahal tadi membuat Saya memendam saja keinginan tersebut.

Hingga suatu hari waktu kami kembali kehotel  untuk mandi dan mencuci ternyata trevel kami mengadakan pengajian membahas persiapan-persiapan menjelang  ied fitri, pengajian tersebut berlangsung diruang makan hotel yang jarang Saya injak. Selesai pengajian Saya melihat 2 kaleng pepsi  dengan senangnya Saya berkata dalam hati alhamdulillah akhirnya bisa menikmati minuman tersebut pada saat buka puasa, maka langsung saja Saya mngantongi 2 kaleng pepsi tersebut , kemudian kembali  ke mesjid.

Beberapa lama kemudian Saya mulai berpikir-pikir tentang kejadian 2 kaleng pepsi tersebut kenapa Saya langsung mengambil minuman tersebut tanpa mengecek apakah memang milik travel untuk jama’ah trevel atau miliknya orang? karena biasanya fasilitas trevel biasanya tersedia secara prasmanan di atas meja dan minuman yang ada biasanya teh,susu,kopi dan ashir burtuqol  .

Kemudian Saya berpikir dan berpikir boleh jadi ini milik orang yang ketinggalan ,tapi bagaimana? kalau Saya kembalikan kapan lagi ada waktu untuk menikmatinya? kalau Saya kembalikan,boleh jadi pemiliknya tidak mengharapkannya lagi atau sudah melupakannya . Tapi langsung Saya tersadar bahwa ini adalah syubhat dan kejadian ini berlangsung dihari-hari haram dan ditempat haram dimana perbuatan baik dan buruk akan diganjari berlipat ganda.

Seketika itu pula Saya mengirimkan sms kepada suami Saya yang kala itu termasuk salah seorang yang diamanahi sebagai pembimbing ditravel kami boleh jadi beliau tau dan memberikan jalan keluar. Ternyata beliau juga menegaskan bahwa barang tersebut tidak jelas siapa pemiliknya dan menyarankan untuk menyimpan untuk dikembalikan nanti dan mendoakan agar sabar dan berjanji akan membelikan bila ada waktu dan kesempatan.

Sayapun menerimanya dengan lapang dada karena Allah, walaupun sempat sedih karena apa yang Saya impikan yang hampir akan terjadi akhirnya tidak terjadi. Qaddarallahu wa Masya Allah fa’al hanya itu yang terucap dilisan.

Menjelang ifthor,seseorang menepuk pundakku ternyata seorang wanita tua berkewarganegaraan Mesir dan yang menakjubkan dan mengherankan bagi Saya ,ditangan beliau segelas pepsi dingin yang siap diberikan ke Saya. Subhanallah,sesuatu hal yang barusan tadi Saya bersedih karenanya akhirnya Saya mendapatkannya dengan perasaan haru.

Bukan karena harga segelas pepsi tersebut yang tentu bagi sebagian orang tidak ada arti dan nilainya tetapi Saya yakin ini adalah karunia dari Allah dan Saya merasa semakin dekat dengan Allah atas teguran yang langsung tersebut, apalagi sejak hadiah pepsi itu Saya menjadi akrab dengan mishriyyah itu untuk mengisi waktu bersama dengan memuroja’ah hapalan yang darinya Saya kagum dengan beliau, diusianya yang tidak muda lagi (jazahallahu khairan wa hafidzahallahu) mampu memurajaah beberapa juz dari al quran yang kata beliau tidak ada waktu untuk memuraja’ah dan tidak ada teman untuk memuroja’ah.

Kemudian kami saling mendoakan semoga kami masih diberikan kesempatan bertemu di dunia dan kalau tidak,semoga kami dapat dipertemukan ditempat yang tinggi(jannatul a’la) dan semoga kami dimasukkan dalam salah satu golongan dari 7 golongan yang diberikan naungan pada hari tidak ada naungan selain naunganNya karena kami bertemu cinta-mencintai karenaNya,amiiin.

Demikianlah kisah yang singkat ini dan bercerita hanya tentang segelas pepsi tapi Saya melihatnya istimewa karena hal tersebut terjadi ditempat dan waktu yang istimewa

.Semoga Allah membalas semuanya dengan kebaikan didunia dan diakhirat dan memberikan kepada kami lagi kesempatan ketanah haramNya dihari-hari yang mulia.Amiin Ya Mujiib Adda’waat


1 komentar:

  1. kisah penuh makna dengan segelas pepsi.. teringat seseorang yang pertama mengenalkanku pertama kali dengan "pepsi b..."

    BalasHapus

Silahkan beri komentar...atau langsung di Buku Tamu...Tentu kami mengharap komentar yang Anda kirim adalah komentar yang menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, jangan lupa cantumkan identitas Anda dan tidak menggunakan Anonim. syukran























youtube downloader